Halaman

murniart.blogspot.com meleyani berbagai kerajinan krey dengan bahan baku bambu, kayu dan rotan Juga melayani karpet dan lain sebagainya segera hubungi murni art shop

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci Alquran dan sunah Rasulullah saw. serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuwan muslim sebagai tambahan.
Sebagai disiplin ilmu, pendidikan Islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokok dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuwan muslim.
Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat, dan kriteria-kriteria oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan keilmuan yang ditetapkan itu tampak bersifat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan atau konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ketuhanan berada di atas nilai keilmiahan dan ilmu pengetahuan. Agama adalah wahyu Tuhan yang diturunkan kepada umat manusia melalui rasul-rasuknya untuk dijadikan pedoman hidup yang harus diyakini kebenarannya.
Ilmu pengetahuan pendidikan Islam pada khususnya tersusun dari konsep-konsep dan teori-teori yang disistematisasikan menjadi suatu kebulatan yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berkaitan.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan Islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi, mengalami dan mengetahui merupakan pengokohan awal dari konseptualisasi manusia yang berlanjut kepada terbentuknya ilmu pengetahuan itu.
Dengan kata lain, ilmu pendidikan Islam harus bertumpu pada gagasan-gagasan yang dialogis dengan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau informasi untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat bepijaknya suatu ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan demikian, ilmu pendidikan Islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pengetahuan praktis.
Pengetahuan kita tentang apa, bagaimana, dan sejauh mana pandangan Islam tentang kependidikan yang bersumberkan Alquran, dapat kita jadikan bahan untuk merumuskan konsepsi pendidikan Islam teoritis dan praktis yang dilaksanakan(fleksibel) dalam lapangan operasional.
Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan Islam:
1.      Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas bagi seluruh umat Islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan universal itu telah dirumuskan dalam Seminar Pendidikan Islam se-Dunia di Islambad pada tahun 1980  yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan Islam di negara-negara Islam. Rumusan tersebut mencerminkan adealitas Islami seperti terkandung dalam Alquran.
Sebagai esensinya tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan tuntutan Alquran itu tidak lain adalah sikap penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.
Bagi umat Islam, Alquran adalah kriteria dasar yang dipakai untuk menetapkan segala hal yang bercorak Islami.
2.      Metode Pendidikan Islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan Islam itu. Komprehensivitas daripad tujjuan pendidikan itu harus paralel dengan keanekaragaman metode, mulai dari metode verbalistik-simbolisme sampai kepada berinteraksi langsung dengan situasi belajar mengajar.
Metode yang dipakai dalam proses pendidikan Islam bertumpu dalam paedosentrisme. dimana kemampuan fitrah manusia dijadikan pusat proses kependidikan. Metode islami atau Alqurani al-hikmah dan maukizhah al-hasanah serta mujadalah yang paling baik, menuntut kepada pendidik untuk berorientasi kepada educational needs dari anak didik, dimana faktor human nature yang potensial tiap pribadi anak dijadikan sentrum proses kependidikan sampai kepada batas maksimal perkembangannya.
3.      Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau ide. Secara prinsipal content yang diwujudkan sebagai kurikulum, mengandung makna sebagai petunjuk(baik bagi guru maupun murid) ke arah perkembangan kualitas hidup manusia sebagai khalifah di atas bumi, yang memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup mental-rohaniah(iman dan takwa) dan material jasmaniah(kemampuan jasmaniah yang tinggi) yang seimbang dan serasi.
Konsepsi Alquran tentang ilmu pengetahuan, tidak membedakan-bedakan antara ilmu pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu merupakan kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.
Klasifikasi ilmu pengetahuan yang ditetapkan oleh para filusuf seperti al-Farabi, Ibnu Khaldun, dan Ibnu Sina menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan Islam, baik paling eksternal sekalipun memiliki ciri sakral, selama itu setia kepada prinsip-prinsip kewahyuan, karena semua ilmu pengetahuan bersumber dari firman Allah SWT.
Al Farabi mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menjadi ilmu bahasa, ilmu logika, ilmu pengetahuan tingkat persiapan, ilmu alam, metafisika, ilmu kemasyarakatan, beserta perincian masing-masing. Sedangkan Ibnu Kaldun juga mengklasifikasikan sains islami itu menjadi sains filosofis beserta perinciannya, dan sains yang ditransmisikan beserta perinciannya(berupa ilmu-ilmu agama).
            Dalam klasifikasi sains para ahli pikir muslim di atas tidak dapat didiskriminasikan antara ilmu yang religius dan ilmu sekuler, semuanya merupakan ilmu-ilmu yang wajib dipelajari oleh umat Islam.
            Pendidikan Islam saat ini masih berada pada garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan Islam yang menjadi pedoman operasionalisai pendidikan Islam perlu dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik, yaitu sebagai beikut:
1.      Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan yang islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang non islami.
2.      Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesis serta teori dalam lingkup kependidikan yang islami yang bersumberkan ajaran Islam.
3.      Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan corak keislaman sebagai kultur dan revilasi.
4.      Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain dan menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh karena itu, suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan Islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada.
2.      Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep, karena alam kita tidak menyediakan sistem siap pakai untuk itu.
3.      Teori harus mengihtisarkan sebagai fakta, kejadian-kejadian, oleh karenanya maka sebuah teori harus dapat menjelaskan sejumlah besar fakta.
4.      Terori harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian karena tugas sebuah teori adalah meramalkan kejadian-kejadian yang belum terjadi.
Yang menjadi permasalahan urgen bagi ilmu pendidikan Islam, yaitu sebagai berikut:
1.      Bagaimana seharusnya pendidikan Islam dapat menjawab tantangan kebutuhan kependidikan generasi muda bagi kehidupannya di masa depan secara sistematis berencana, mengingat cirik khas agama Islam adalah bersifat aspiratif dan kondusif kepada kebutuhan hidup sesuai dengan human nature (fitrah).
2.      Bagaimana agar pendidikan Islam mampu mendasari kehidupan generasi dengan iman dan takwa dan berilmu pengetahuan yang sekaligus dapat memotivasi daya kreativitasnya dalam kegiatan pengembangan dan pengamalan ilmu pengetahuan tersebut sejalan dengan tuntutan Alquran.
3.      Bagaiman pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan menjauhkan tradisi dan budaya moral Islamic-etnic dalam komunikasi sosial interpersonal dalam masyarakat yang semakin industrial-teknologis.
4.      Bagaiman agar pendidikan Islam tetap mampu berkembang dalam jalur input invironmental di lembaga pendidikan dalam proses pencapaian tujuan akhir, baik dalam upaya membentuk pribadi, maupun anggota masyarakat dan warga negara yang berkualitas baik.