Latar
Belakang
Banyak sekolah yang berjalan tanpa adanya sistem yang
baik. Semua komponen tidak terkoordinasi dengan baik. Akibatnya banyak dari
komponen-komponen itu itu tidak berjalan secara efektif dan efisien.
Padahal Pengajaran berkaitan dengan hal bagaimana guru
mengajar serta bagaimana siswa belajar. Proses pembelajaran ini merupakan suatu
kegiatan yang disadari dan direncanakan. Kegiatan yang disadari dan rencakana
mencakup tiga hal; yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengajaran dilakukan dalam waktu yang berkala, baik untuk
waktu jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. Misalnya, latihan Pembina
Pramuka selama satu minggu. Apakah suatu pengajaran berjangka waktu lama
ataupun singkat, tetap membutuhkan suatu program kerja, yaitu program
pengajaran yang secara singkat disebut program pengajaran. Program Pengajaran
merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan
dalam kurikulum. Dewasa ini konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah
dasar dan sekolah menengah di Indonesia adalah konsep teknologi pendidikan.
Khususnya pengajaran sebagai system. Oleh karena ini, pembahasan makalah ini,
dimulai dari konsep tentang system, dan pengajaran sebagai suatu system.
Oleh karenanya, perlu adanya perencanaan yang baik,
sehingga semua komponen, baik yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
Rumusan
Masalah
Apakah pengertian Pendekatan Sistem ?
Bagaimana Aplikasi Pendekatan Sistem pembelajaran PAI?
Tujuan
Mahasiswa mengetahui pengerttian pendekatan Sistem
Pembelajaran PAI
Mahasiswa mengetahui Aplikasi Pendekatan system
pembelajaran PAI
Pembahasan
Pengertian Sistem
Secara Umum
Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai
komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen),
adanya saling hubungan yang ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan
(kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada
kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi
dari semua komponen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian
tujuan system yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwasanya
sistem secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dalam
usahanya mencapai sebuah tujuan. Sehingga sistem tidak hanya mencakup aspek
materi, melainkan juga masuk di dalamnya berupa prosedur, fasilitas, media dll
Secara Khusus
Menurut Hayanto, “pendekatan system adalah merupakan
jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai
hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan tertentu.”
Menurut Lembaga Administrasi Negara: “system pada
hakikatnya adalah seperangkat komponen, elemen, yang satu sama lain saling
berkaitan, pengaruh-mempengaruhi dan saling tergantung, sehingga keseluruhannya
merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta
“mempunyai peranan atau tujuan tertentu.”
System juga diartikan sebagai suatu kesatuan komponen
yang sama, satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai pengertian yang didefinisikan oleh beberapa
pakar pendidikan, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem adalah
kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi
secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
Dari konsep ini, ada empat ciri utama suatu system. Pertama,
suatu system memiliki tujuan tertentu. Kedua, ada komponen sistem ; ketiga,
untuk menggerakkan fungsi, adanya fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan
kerja sistem. Dan keempat, adanya interaksi antar
berbagai Komponen. Berikut penjelasan dari berbagai poin diatas:
Adanya Tujuan
Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem
telah diten-
tukan lebih
dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam
proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam
suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem adalah pusat
orientasi dalam suatu sistem.
Adanya komponen
sistem (selain tujuan)
Jika suatu sistem itu adalah sebuah mesin, maka setiap
bagian (onderdil) adalah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya
dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di
dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj
adi di dalamnya adalah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki
komponen-komponen sistem.
Adanya fungsi
yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem
Tubuh kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian)
dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya (semua
fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan
kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sehat dan semestinya.
Adanya Interaksi antar Komponen
Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling
hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan. Misalnya: keguruan
seseorang barulah menjadi nyata jika ada siswa yang bersedia untuk dididiknya;
siswa yang responsif, kritis, dan koordinatif banyak membantu guru dalam
mengembangkan kariernya.
Adanya transformasi dan sekaligus umpan balik. Fungsi
dari setiap komponen merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi
sistem. Dalam sistem pengajaran yang berinti pada interaksi personal, peran
dari komponen-komponen (selain guru dan siswa) adalah untuk meningkatkan nilai
interaksi personal tersebut demi keberhasilan belajar siswa. Transformasi
yang terjadi dalam interaksi guru-siswa secara lebih teknis merupakan transaksi
pesan-pesan (pemahaman -> pengintegrasian -> pengembangan diri).
Keempat ciri di atas merupakan satu kesatuan yang
kemudian dinamakan dengan sistem. Keempatnya merupakan bagian yang saling
berintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain tidak
bisa berdiri sendiri, saling mengisi dan menguatkan dalam mencapai tujuan.
Pendekatan Sistem Pembelajaran PAI
Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari
sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara
kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi
yang beriman dan bertakwa.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Menurut Tafsir (2002), bagi umat Islam, dan khususnya
dalam pendidikan Islam, kompetensi iman dan takwa serta memiliki akhlak mulia
tersebut sudah lama disadari kepentingannya, dan sudah diimplementasikan dalam
lembaga pendidikan Islam. Dalam pandangan Islam, kompetensi iman dan takwa
(imtak) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), juga akhlak mulia
diperlukan oleh manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Jadi, dalam pandangan Islam, peran kekhalifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal, yaitu:
Jadi, dalam pandangan Islam, peran kekhalifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal, yaitu:
landasan yang
kuat berupa iman dan takwa
Penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi
akhlak mulia
Dari beberapa pendapat diatas, maka Pendekatan sistem
pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling
berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam
rangka mewujudkan generasi-genarasi yang berwawasan luas, beriman dan bertakwa
serta memiliki akhlak yang mulia.
Aplikasi Pendekatan sistem Pembelajaran PAI
Gagne dan Atwi Suparman mengatakan bahwa sistem
pengajaran adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi
proses belajar.
Oemar Hamalik, mengatakan; “sistem pengajaran merupakan
suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan Prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.
Menurut Oemar
Hamalik, terdapat tiga ciri khas yang ada dalam sistem pengajaran, yaitu:
Rencana, penataan intensional orang, material dan
prosedur yang merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana
khusus, sehingga tidak mengambang.
Kesalingtergantungan (interdependent), unsur-unsur
suatu sistem merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing
bagian bersifat esensial, satu sama lain saling memeberikan sumbangan tertentu.
Tujuan
Tujuan, setiap
sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal is the purpose for which the system is design.
Perencanaan
pengajaran adalah suatu pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang
harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber belajar yang ada. Perencanaan pembelajaran mengarah
pada proses penerjemahan kurikulum yang berlaku. Sedangkan desain pembelajaran
menekankan pada merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar
siswa. Hal inilah yang membedakan keduanya. Perencanaan berorientasi pada
kurikulum, sedangkan desain berorientasi pada proses pembelajaran.
Namun demikian, perencanaan dan desain, keduanya disusun
berdasarkan pendakatan sistem. Karenanya di dalamnya terdapat berbagai komponen
yang menyusun sistem tersebut, yaitu:
Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya
diarahkan untuk membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sehingga dalam proses pengembangan desain dan
perencanaan, siswa harus dijadikan pusat pertimbangan. Artinya,
keputusan-keputusan yang diambil harus disesuaikan dengan kondisi siswa, baik
kemampuan dasar, minat, bakat, motivasi belajar, gaya belajar dan sebagainya.
Tujuan
tujuan adalah
komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa. Tujuan
sebenarnya merupakan arah yang harus dijadikan rujukan dalam pembuatan desain
dan perencanaan serta pembelajaran di kelas. Adapun tujuan khusus yang direncakan oleh guru adalah:
Pengetahuan, informasi serta pemahaman sebagai bidang
kognitif
Sikap dan apresiasi sebagai tujuan dari bidang avektif
Berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik.
Adapun dalam Pembelajaran PAI adalah mewujudkan
generasi-genarasi yang berwawasan luas, beriman dan bertakwa serta memiliki
akhlak yang mulia.
Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman
belajar yang diharapkan akan ada pada diri siswa, agar siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman ini
harus dapat membuat siswa aktif belajar, baik secara fisik maupun non-fisik.
Merencakana
belajar salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
sesuai kecenderungan gaya belajarnya. Demikian juga desain pembelajaran, ia
harus dapat membuat siswa belajar dengan penuh motivasi dan gairah.
Sumber
belajar
Sumber belajar
berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar. Di dalamnya meliputi lingkungan fisik, seperti tempat
belajar; alat yang digunakan, guru petugas perpustakaan, ahli media, dan
sebagainnya.
Hasil
Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan
pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang
direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru adalah merancang instrument yang
dapat menghasilkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam literature lain disebutkan;
dari sudut pandang teknologi intruksional, komponen sistem pengajaran diuraikan
dengan lebih luas lagi sebagai berikut:
Spesifikasi
isi pokok bahan
Spesifikasi
tujuan pengajaran
pengumpulan
dan penyaringan data siswa
Penentuan cara pendekatan, metode, teknik mengajar
Pengelompokkan
siswa
Penyediaan
waktu
Pengaturan
ruang
Pemilihan
media
Evaluasi
Unsur
minimal yang harus dalam sistem pengajaran adalah suatu tujuan, siswa serta
prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam konteks ini, guru tidak termasuk
sebagai unsur sistem dan hanya merupakan salah satu sumber belajar. Dalam dalam
keadaan lain fungsinya dapat digantikan dengan sumber balajar lain yang
mempunyai fungsi yang sama, seperti; buku, film, slide show, teks yang telah
deprogram, dan sebagainya.
Fungsi guru dalam sistem pengajaran PAI adalah sebagai
desainer, sekaligus sebgai pelaksana pengajaran. Sebagai seorang perancang,
guru berfungsi menyusun suatu sistem pengajaran. Sedangkan sebagai pelaksana
sistem pengajaran, guru berfungsi dalam tranformasi ilmu yang dilakukanya di
kelas. Dalam hal ini guru harus memiliki; kompetensi mengajar, sikap
professional, penguasan materi pelajaran, prinsip-prinsip dan teknik pengajaran
serta keterampilan-keterampilan dasar mengajar lainnya. Dan yang terpenting
adalah seorang guru harus memiliki keteladanan yang bisa ditiru oleh
murid-muridnya. Dalam hal ini guru harus menjadi sosok desain hasil
pembelajaran yang diharapkan muncul pada diri masing-masing siswa.
Adapun fungsi yang ketiga, adalah guru sebagai evaluator.
Kegiatan pengajaran yang telah dijalankan, kemudian diadakan evaluasi. Hasil
evaluasi yang di dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dengan menggunakan pedoman perencanaan. Dari
sini, akan ditemukan titik-titik mana saja yang kemudian diperbaiki.
Beberapa komponen pendekatan sistem diatas bekerja secara
kooperatif. Artinya kesemuanya itu saling berkerja sama untuk mencapai sebuah
tujuan. Sehingga satu sama lain saling menguatkan dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnnya.
Manfaat pendekatan sistem adalah sebagai berikut:
Melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran
dapat direncanakan dengan jelas. Perumusan tujuan merupakan salah satu
karakteristik pendekatan sistem. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada
dasarnya diarahkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, segala usaha baik
yang dilakukan guru maupun siswa pada dasarnya adalah mengarahkan tercapainya
tujuan.
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang
sistematis. Berfikir secara sistem adalah berfikir runtut, sehingga melalui
langkah-lagkah yang jelas dan pasti, memungkinkan hasil yang diperoleh akan
maksimal. Sebab malalui langkah yang sistematis, kita dituntun oleh melakukan
proses pembelajaran setahap demi setahap dari seluruh rangkaian kegiatan. Sehingga kemungkinan kegagalan dapat
diminimalisir.
Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan
mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Sistem dirancang
agar tujuan pembelajaran dapat diraih dengan optimal. Dalam hal ini berfikir
sistematis, berarti berfikir bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan, dapat
dicapai oleh siswa
Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui
proses umpan balik dalam Pendekatan sistem dapat diketahui, apakah tujuan itu
telah berhasil dicapai atau belum. Hal ini sangat penting, sebab mencapai
tujuan merupakan tujuan utama dalam berfikir sistematis
Namun, dalam pelaksanaannya, ada beberapa variabel yang
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan itu, diantaranya:
Faktor
Guru
Guru merupakan komponen yang sangat menentukan. Hal itu,
disebabkan karena guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa.
Dalam sistem pembelajaran, guru bias berfungsi sebagai desainer pembelajaran,
implementator atau keduanya. Sebagai perencana, guru dituntut untuk memahami
secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber
daya yang ada, sehingga semuanya dijadikan komponen-komponen dalam menyusun
rencana dan desain pembelajaran.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai implementator dan perancang
pembelajaran, guru dituntut berperan sebagai model dari rancangan yang telah
dibuatnya (suri teladan).
Faktor
siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh
aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing
anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi
oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping arak karakteristik lain
yang melekat pada diri anak.
Faktor
sarana dan Prasarana
Sarana
adalah segala sesuatu yang mendukung pembelajaran secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pekajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya; sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan
proses pembelajaran. Misalnya, jarak menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar
kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru
dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian, sarana dan prasana
merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana. Pertama, kelangkapan sarana dan
prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Kedua,
kelangkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan kepada siswa
untuk belajar.
Faktor
Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan
faktor iklim sosial Psikologis.
Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah
siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok
belajar yang besar dalam satu kelas berkecenderungan:
Sumber
daya kelompok akan bertambah luas sesuai dengan jumlah siswa. Sehingga waktu
yang tersedia akan semakin sempit juga.
Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan
menggunakan semua sumber daya yang ada. Misalnya dalam penggunaan waktu
diskusi; semua siswa yang terlalu banyak akan memakan waktu yang banyak pula,
sehingga sumbanga pikiran akan sulit didapatkan dari setiap siswa
Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun. Hal
ini disebabkan kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan pelayanan
yang terbatas dari setiap guru, dengan kata lain perhatian guru akan semakin
terpecah.
Perbedaan individu antar anggota akan semakin tampak,
sehingga akan semakin sukar mencapai kesepakatan. Kelompok yang terlalu besar
cenderung akan terpecah ke dalam sub-sub kelompok yang saling bertentangan.
Anggota kelompok yang terlalu banyak berkecenderungan akan
semakin banyak siswa yang terpaksa menunggu untuk sama-sama maju mempelajari
materi pelajaran baru.
Anggota kelompok yang terlalu banyak akan cenderung
semakin banyaknya siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
kelompok itu.
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial psikologis.
Maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal maupun eksternal.
Secara internal adalah hubungan antara orang yang
terlibat dalam lingkungan sekolah.misalnya; iklim sosial antara siswa dengan
siswa; antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah.
Adapun yang dimaksud secara eksternal adalah keharmonisan
hubungan antara antara pihak sekolah dengan dunia luar. Misalnya; hubungan
sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga
masyarakat, dan lain sebagainya.
Dari semua penjelasan diatas, sebenarnya aplikasi
pendekatan sistem pembelajaran PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri
adanya perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang
saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga
dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam
pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat
manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kesimpulan
- Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
- Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi yang beriman dan bertakwa.
- Aplikasi pendekatan sistem pembelajaran PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai.
- Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kepustakaan
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 10.
Harjanto, Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000Syah,. Darwyn, Drs. M.pd., dkk.,
Perencanaan Sistem Pengajaran PAI, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007).
Lembaga
Administrasi Negara RI, 1997. Sistem Administrasi Negara REpublik Indonesia,
(Jakarta: PT. Toko Gunung Agung).
Sanjaya,
Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008).
Suparman, Atwi, Desain Instruksional, (Jakarta: Pusat
Antar universitas untuk peningkatan dan pengembangan aktivitas intruksional
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)
http://Suplirahim.multiply.com/jurnal/item/46/