A.
PENGERTIAN METODIK KHUSUS
Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method).
Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja
ilmu pengetahuan. Sedangkan metodologi (methodology), yaitu suatu penyelidikan
yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam
penelitian.
Metodik khusus berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu
proyek. Metodik pengajaran agama Islam adalah suatu cara menyampaikan bahan
pelajaran agama Islam.
Pengajaran agama Islam adalah suatu tugas yang setelah itu barulah
kita mengetahui garis temu antara kedua lingkaran tersebut, situasinya dan
tugasnya yang berkembang pula.
B.
HUBUNGAN DIDAKTIK DENGAN METODIK
Didaktik berarti ilmu mengajar yang
didasarkan atas prinsip kegiatan penyampaian bahan pelajaran sehingga bahan
pelajaran itu dimiliki oleh siswa. Kegiatan yang dimaksud ialah kegiatan langsung
yang timbul di dalam pergaulan siswa dengan gurunya.
Jika diformulasikan maka Didaktik
itu bergerak dalam lingkungan penghidangan bahan pelajaran sewaktu bahan
pelajaran sedang berlangsung. Sedangkan Metodik bergerak di dalam lingkaran
penyediaan jalan atau siasat yang akan ditempuh.
Metodik Khusus adalah Pengajaran
yang diharapkan akan berjalan baik dimulai dari pemilihan metode mengajar dan
kemudian atas dasar metode yang dipilih itu dipersiapkan kegiatan penghidangan
bahan pelajaran.
C.
BEBERAPA TEORI BELAJAR
Ada beberapa istilah yang sering
meragukan kita, yaitu antara istilah teori pengajaran (theory of teaching),
dengan teori instruksi (theory of instruction) dan dengan teori belajar (theory
of learning).
Teori Belajar
Menurut Gage (1964) teori belajar
itu membicarakan hal-hal yang menyangkut cara organisme belajar. Teori
pengajaran menyangkut dengan cara bagaimana seseorang mempengaruhi organisme
supaya belajar.
Teori-teori itu dihubungkan langsung
dengan tindakan pendidikan yang terdiri dari:
1.
Formulasi
tujuan pengalaman belajar
2.
Perencanaan
instruksi
3.
Perencanaan
penilaian mengenai hasil pengajaran di dalam suatu jangka waktu tertentu.
Teori belajar itu dapat digolongkan
ke dalam 3 kelompok penting: kelompok subtansi jiwa, kelompok pensyaratan
(conditioning), dan kelompok pengenalan (cognitive).
1.
Teori Stimulus-Response
Pelajar, adalah suatu subyek hewan, mempunyai saraf organ, mempunyai sistem
saraf dan mempunyai otot. Belajar, adalah modifikasi tingkah laku
organisme sebagai hasil kematangan dan pengalaman lingkungan. Keeratan,
adalah teori yang menganggap bahwa sesuatu dipelajari, sebab ia muncul
bersamaan.
Kepraktisan, adalah suatu yang penting bagi para ahli behavioris yang mempercayai
bahwa kemungkinan sedikit dipelajari dari pertalian serempak-tanggapan yang
tunggal. Penguatan muncul apabila satu tanggapan tertentu terhadap suatu
perangsang membawa rasa kepuasan.
Dalam penelitian Thorndike yang lain
(1920) dengan menggunakan ayam di dalam kandang percobaan terlihat bahwa
belajar itu adalah dengan gamak dan galat (trial and error). Yang menjadi basis
bagi serempak-tanggapan ialah:
a.
Pelajar
harus aktif
b.
Pelajaran
berisi pembentukan ikatan atau kaitan antara perangsang dengan tanggapan.
Hukum
umum Thorndike sebagai berikut:
1)
Hukum
Kesediaan
Hukum ini
menyatakan bahwa apabila kaitan yang dapat dimodifikasikan telah tersedia untuk
bertindak, maka tindakan itu akan memuaskan; apabila tidak sedia maka akan
menimbulkan kejengkelan.
2)
Hukum
Latihan
Hukum ini
terdiri dari dua bagian; terpakai dan tak terpakai. Hukum latihan terpakai,
artinya latihan dengan pensyaratan-pensyaratan lain yang sama, kaitan-kaitan
yang dapat dimodifikasikan dengan situasi dan tanggapan yang telah ada,
memperkuat kaitan itu. Hukum latihan tak terpakai, artinya jika kaitannya dapat
dimodifikasikan dan terjadi dalam waktu yang agak lama, kekuatan kaitan itu
berangsur lemah.
3)
Hukum
Efek
Hukum ini
sering dihubungkan dengan prinsip sakit-senang. Apabila itu memuaskan, kaitan
itu bertambah kuat (penguatan). Sebaliknya apabila tanggapan itu menjengkeltan
maka kaitan itu berangsur lemah (penghapusan).
2.
Teori Pengenalan
Teori Gestalt atau teori lapangan
belajar mula-mula dikembangkan oleh Max Wertheimer. Diikuti oleh Kurt Koffka
dan Wolfgang Kohler.
Implikasi teori Gestalt ini terhadap
guru adalah :
1.
Memperlengkapi
siswa dengan tujuan yang dapat dipahaminya dan yang dapat dihubungkan dengan
seseorang.
2.
Memperlengkapi
informasi, fakta, petunjuk atau isyarat yang membuat struktur dan urutan jelas
dalam jiwa.
3.
Mengenalkan
akan struktur kesadaran siswa tergantung pada pengalamannya yang dahulu.
4.
Menghidangkan
informasi sebagai suatu keseluruhan dan membantu siswa mengidentifikasikan
unsur-unsur yang ada dan relasi-relasi untuk memperbaiki pengertian.
Dalam menggunakan teknik pemecahan
masalah guru hendaknya merangsang siswa agar:
1.
Memahami
dan menyatakan tujuan yang jelas.
2.
Mengingat
karakteristik konsep umum atau prinsip yang mencakup didalamnya.
3.
Memahami
informasi dalam aturan dan strukturnya.
4.
Merumuskan
dan menguji hipotesis-hipotesis.
5.
Menyatakan
konklusi atau aplikasi pemecahan masalah didalam masalah yang lain.
D.
PENGERTIAN BELAJAR-MENGAJAR
1.
Teori
atau model mengajar
a.
Pendidikan
Klasik
b.
Pengajaran
pada permulaan dan abad pertengahan
c.
Pendidikan
memasuki abad modern
d.
Metode
herbartian
e.
Basis
model mengajar
f.
Model
cybernetic
g.
Model
interaksi
h.
Model
mengajar berdasarkan komputer
2.
Organisasi
belajar
Prinsip-prinsip
belajar :
a.
Tujuan-tujuan
pelajaran hendaklah dipahami dengan jelas.
b.
Kesediaan
siswa hendaklah siap jasmani dan rohani untuk mengambil bagian kegiatan
belajar.
c.
Motivasi
atau hasrat untuk belajar
d.
Aktivitas
siswa hendaknya tangkas dan giat dalam belajar.
e.
Konsentrasi
f.
Organisasi
g.
Tanggapan
h.
Pemahaman
i.
Praktik
atau ulangan
j.
Reaksi
terhadap kegagalan
3.
Teknik
mengajar
Kriteria-kriteria
yang dapat digunakan dalam memilih pengalaman pendidikan:
a.
Pengalaman
belajar hendaklah dikorelasikan dengan tujuan yang telah dikuasai oleh siswa
b.
Pengalaman
belajar hendaknya direncanakan dengan mengikuti praktek yang dapat memuaskan
siswa
c.
Pengalaman
belajar hendaknya bertaraf tingkat semaksimal mungkin.
4.
Media
mengajar
Media mengajar
adalah alata perlengkapan mengajar untuk melengkapi pengalaman belajar bagi
guru. Media itu ada yang berupa alat cetak dan alat-alat elektronik yang
digunakan untuk menyampaikan isi pelajaran.
E.
FASE-FASE PERKEMBANGAN PENGAHAYATAN KEAGAMAAN
Adalah sukar menjelaskan garis perkembangan penghayatan itu secara
tegas.
1.
Perkembangan
pikiran
a.
Sifat
dasar pikiran
b.
Tingkat
perkembangn pikiran
c.
Perkembangan
konsep
d.
Pola
perkembangan
2.
Teori
perkembangan
a.
Perkembangan
dilihat dari tugas
b.
Tingkat-tingkat
perkembangan pengenalan
F. Ruang
Lingkup Pengajaran agama
Dalam rangka menjelaskan ruang lingkup pengajaran agama, berikut
ini akan dikemukakan beberapa bidang pembahasan pengajaran agama itu yang sudah
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri di perguruan agama.
Dilihat dari ruang lingkup pembahasannya, pengajaran agama Islam
yang umumnya dilaksanakan di perguruan-perguraun tinggi agama sekarang, terdiri
dari sejumlah mata pelajaran :
1.
Pengajaran
keimanan
Iman berarti
percaya. Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai
aspek kepercayaan.
2.
Pengajaran
akhlak
Secara umum
diartikan “tingkah laku” atau budi pekerti. Menurut Imam Ghozali, akhlak adalah
suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang
mendorong ia berbuat (bertingkah laku).
3.
Pengajaran
ibadat
Dalam
pengertian yang luas, ibadat ialah segala bentuk pengabdian yang ditunjukkan kepada
Allah semata yang diawali oleh niat.
4.
Pengajaran
fiqih
Fiqih artinya
paham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih, fuqoha’, fiqih
itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari
dalil-dalilnya yang terperinci.
5.
Pengajaran
Ushul Fiqih
Ushul Fiqih
adalah kata yang berasal dari bahasa arab “Ushulul Fiqih” yaitu asal usul
fiqih. Menurut istilah yang digunakan oleh para ahli Ushul Fiqih, ushul fiqih
ialah suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat
digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syariat islam dari sumbernya.
6.
Pengajaran
Qiro’at Qur’an
Qiro’at Qur’an
artinya membaca Al-Qur’an. Keistimewaannya:
a.
Al-Qur’an
itu kalamullah yang dibukukan, kemurnian dan eksistensinya dijamin
pemeliharaanya oleh Allah sendiri.
b.
Al-Qu’an
itu diturunkan kepada Nabi Muhammad.
c.
Al-Qur’an
mengandung ajaran yang bersifat Universal.
d.
Al-Qu’an
merupakan mu’jizat nabi Muhammad.
e.
Kebenaran
yang dibawa oleh Al-Qur’an bersifat mutlak.
7.
Pengajaran
Tafsir
Tafsir adalah
bahasa arab yang diartikan dengan tabyin artinya penjelasan.
8.
Pengajaran
Ilmu Tafsir
Berarti suatu
proses kegiatan belajar mengajar yang berisi bahan ilmu tafsir.
9.
Pengajaran
Hadits
Arti asli dari
hadits adalah baru. Di dalam Al-Qur’an kata hadits ini berarti berita atau
kabar. Menurut ahli ilmu hadits, hadits ialah segala sesuatu yang bersumber
dari Nabu Muhammad SAW, baik merupakan perkataan, perbuatan, ketetapan atau
sifat fisik atau kepribadian.
10.
Pengajaran
Ilmu Hadits
Ilmu hadits
ialah sekelompok teori (ilmu) yang dapat digunakan untuk mempelajari hadits,
baik dari segi wurudnya, segi matan dan maknanya, dari segi riwayat dan
dirayahnya, dari segi sejarah dan tokoh-tokohnya, dari segi dapat dianggap
menjadi dalil atau tidaknya.
11.
Pengajaran
Tarih Islam
Tarikh Islam
disebut juga sejarah Islam. Pengajaran tarikh Islam sebenarnya pengajaran
sejarah; sejarah yang berhubungan dalam pertumbuhan dan perkembangan umat
Islam.
12.
Pelajaran
Tarikh Tasyri’
Tarikh tasyri’,
lengkapnya tarikh tasyrik Islam artinya sejarah pensyari’atkan ajaran (hukum
Islam); sejarah resminya berlaku ajaran Islam.